Perjalanan dakwah adalah perjalanan yang panjang.
Tidak selamanya mulus, bahkan penuh onak dan duri, ujian dan cobaan,
halangan dan tantangan akan selalu menerpa. Ibarat lautan adakalanya
tenang, namun selalunya akan bergelombang ditiup angin.
Hanya pelayar yang sabar dan tangguh yang mampu menghadapinya. Bahkan
menaklukkan lautan bergelombang, sehingga perahu yang ditumpangi
bergerak indah, bahkan terasa nikmat seperti di dalam ayunan.
Jika dakwah menghadapi tantangan, jika dakwah mempunyai musuh. Ini bukan
hal yang aneh, tetapi ini hal yang biasa dan sunnatullah. Bayangkan
jika dakwah itu mudah, sudah tentu semua orang sudah menyertai dan
melaksanakan kerja dakwah. Tapi dakwah itu mampu dilakukan hanya
orang-orang yang benar-benar ikhlas dan pilihan. Walaupun pada
hakikatnya semua muslim berkewajiban untuk berdakwah. Namun pada
kenyataannya, sedikit yang menyadari dan mau melakukannya.
Sejarah telah menunjukkan kepada kita bahwa dakwah itu berat dan
membutuhkan pengorbanan yang luar biasa. Dakwah juga telah memunculkan
tokoh-tokoh pejuangnya dan memunculkan tokoh-tokoh penentangnya. Seperti
cerita dalam novel ada tokoh protogonis dan antagonis, dan tokoh
protogonis pada akhirnya akan selalu mengalahkan tokoh antagonis.
Bagaimanapun jahat dan kuatnya mereka.
Dalam sejarah telah
muncul tokoh-tokoh dakwah yang besar, dan juga musuh-musuhnya. Baik
sebelum islam maupun sesudah islam datang. Sebelum islam terlihat pada
sosok pejuang dakwah, yaitu para Nabi dan Rasul.
Diantara
mereka mendapat gelar Ulul Azmi, karena kesabaran dan beratnya tantangan
yang dihadapi. Sebagian kisah mereka telah dicatat dalam Al Qur’an.
Untuk menjadi ibrah generasi kemudian. Sebut saja diantaranya: Nabi
Ibrahim as dengan musuhnya Raja Namrud, Nabi Soleh as dengan
penentangnya kaum Tsamud, Nabi Hud as dengan penentangnya kaum ‘Ad, Nabi
Musa as dengan musuhnya Raja Fir’aun, Nabi Daud dengan musuhnya Raja
Jalud, Nabi Isa as dengan musuhnya bangsa Romawi dan para Nabi dan Rasul
yang lainnya. Semuanya memiliki kisah perjuangan tersendiri cara
tersendiri dalam menghadapinya. Dan semuanya atas izin dan pertolongan
Allah memperoleh kemenangan.
Sedangkan perjungan dakwah sesudah
islam (diutusnya Nabi Muhammad Rasullullah saw), perjuangan dakwah
begitu berat tantangannya. Rasulullah bersama para sahabat menerima
perlawanan dan tantangan dari kaum kafir Quraiys yang dipimpin para
tokoh besarnya seperti, Abu Lahab, Abu Jahal Abu Sufyan dan tokoh-tokoh
lainnya.
Jika kita membaca sirah Nabi, kita bisa
menitikkan air mata karena sedihnya melihat Rasulullah menerima siksaan
mereka ketika berdakwah. Ketika Rasulullah di lempari kotoran, ketika
diletakkan duri-duri di perjalanan dan menusuk kakinya, ketika
Rasulullah dipijak kepalanya ketika sedang bersujud, ketika Rasulullah
diusir dari Thaif dan dilempari batu sampai berdarah-darah, ketika dalam
perang Uhud beliau terluka dan giginya patah, dan berbagai penderitaan
yang dialaminya.
Namun itu semua tidak menyurutkan langkah
beliau untuk terus berjuang melaksanakan amanah dari Allah untuk
menyebarkan RisalahNya. Sehingga pada akhirnya dakwah Rasulullah
tersebar ke segala penjuru dunia.
Dari perjuangan dakwah
Rasulullah, ada banyak pelajaran yang perlu kita cermati dan kita
teladani, diantaranya adalah ketika Rasulullah telah berhasil menyentuh
hati para musuhnya, kemudian musuh-musuh tersebut berbalik arah dan
berubah menjadi pembela dakwah yang tangguh.
Saya akan menyebutkan tiga diantaranya:
Umar bin Khattab, siapa yang tidak mengenal sahabat Rasulullah yang
satu ini? Seorang yang mempunyai sifat yang tegas dan keras, sehingga
dengan sifat yang dimilikinya itu menjadikannya mulia dalam petunjuk
islam. Bahkan para syaitan pun takut untuk bersua dengannya.
Sebelumnya Umar adalah seorang pemuda jagoan, keturunan bangsawan, kaya
dan sangat benci dan memusuhi islam. Sampai-sampai karena bencinya suatu
hari Umar bersiap-siap dengan pedangnya untuk mencari dan memancung
Rasulullah. Namun apa yang terjadi setelah itu? Umar tersadar setelah
memukul saudaranya sehingga berdarah, yang didapatinya telah mengikuti
ajaran Rasulullah.
Dan ketika dia menemui saudaranya tersebut,
didapatinya sedang membaca Al Qur’an. Setelah peristiwa itu Umar
memeluk islam dan menjadi pembela islam yang tangguh. Sampai-sampai
Rasulullah memberinya gelar Al Faruq, dan Umar menjadi salah seorang
dari sepuluh sahabat yang mendapat jaminan masuk surga.
Khalid
bin Walid, ia adalah pahlawan terulung kaum Quraiys. Panglima besar, dan
lambang kehebatan tentara Quraiys. Bagaimana tidak, Khalid bin Walid
adalah panglima andalan mereka, yang sangat pintar dalam strategi perang
dan sangat berani di medan pertempuran.
Selama hidupnya tidak
pernah kalah dalam memimpin pasukannya berperang. Baik ketika masih
kafir mupun setelah masuk islam. Satu-satunya perang yang bisa membuat
orang kafir Quraiys tersenyum dan tertawa melawan kaum muslimin adalah
perang Uhud. Karena itulah satu-satunya perang yang mereka berhasil
mengalahkan pasukan islam.
Siapakah tokoh yang berjasa di
balik kemenangan itu? Tak lain dan tak bukan adalah sang Panglima
andalan, Khalid bin Walid. Setelah keislamannya, Khalid bin Walid
semakin menjadi-jadi kehebatannya. Semangat jihadnya semakin berkobar
untuk membela islam, dan ia sangat merindukan untuk mati syahid di medan
jihad.
Rasulullah percayakan kepadanya untuk memimpin pasukan
perang islam, dan setiap kali perang selalu menang. Sehingga Rasulullah
memberikan gelar khusus padanya “Saifullah”. Khalid bin Walid
menyandang jabatan panglima besar sampai zaman kekhalifahan Abu Bakar
ra.
Ikrimah bin Abu Jahal, ia adalah seorang tokoh pemuda
Quraisy. Sama seperti ayahnya, Ikrimah sangat memusuhi islam. Bahkan ia
sangat kejam dalam menyiksa orang islam ketika di Mekkah. Kekejamannya
sangat terkenal ke seluruh kota itu. Ketika Rasulullah bersama kaum
muslimin menaklukkan kota Mekkah. Ikrimah segera melarikan diri
meninggalkan kota Mekkah sekaligus anak dan istrinya.
Karena
ia begitu takut akan balasan dari Rasulullah akibat kejahatan yang
dilakukannya kepada umat islam. Dalam perjalanannya ke negeri yang jauh,
ada utusan dari Rasulullah yang menyampaikan kepadanya bahwa Rasulullah
telah memaafkannya dan mempersilahkan kembali ke Mekkah. Akhirnya
hatinya tersentuh dan kembali, kemudian masuk islam.
Setelah
keislamannya, ia menebus kesalahannya dulu dengan berjuang habis-habisan
membela islam. Ia berjihad bersungguh-sungguh, dan Rasulullah pernah
mempercayakannya untuk menjadi panglima pasukan kaum muslimin. Sepanjang
hidup setelah keislamannya hanya dihabiskan untuk berjihad. Dan
akhirnya ia pun mendapatkan syahid.
Itulah diantara kisah musuh
Allah yang berubah menjadi pembela agama dan dakwah yang tangguh. Namun
adakah perubahan itu berlaku begitu saja dan secara kebetulan? Tentu
saja tidak. Semuanya disebabkan bijaksananya Rasulullah dalam berdakwah
kepada mereka. Rasullah membuat pendekatan hikmah untuk menyentuh hati
mereka, dan juga melaui do’a-do’a untuk mereka supaya memperoleh
hidayah. Tentu saja semuanya atas izin Allah.
Umar bin Khatab,
Khalid bin Walid dan Ikrimah bin Abu Jahal, walaupun mereka membenci
Rasulullah dan agama yang dibawanya, memusuhi dan memerangi beliau.
Namun Rasulullah tidak membalas perbuatan mereka dengan keadaan yang
sama, Rasulullah tidak murka dan benci kepada mereka. Bahkan Rasulullah
simpati kepada mereka, Rasulullah tetap berdakwah kepada mereka dengan
bijaksana serta mendo’akan mereka.
Rasulullah telah berdo’a
untuk Umar, supaya terbuka hatinya untuk masuk islam. Allah telah
mengabulkan do’a Rasul-Nya. Umar bin Khatab akhirnya sadar dan lembut
hatinya kemudian memeluk islam. Rasulullah telah memuji kehebatan Khalid
bin Walid walaupun ketika itu ia masih kafir, sehingga ketika Khalid
mendengar kabar tersebut menjadi penasaran.
Kemudian ia
menyelidikinya sendiri dengan menyamar untuk bertemu Rasulullah dan
membuktikan kabar yang didengarnya. Setelah ia mendapatkan kebenaran
kabar tersebut, hatinya menjadi tersentuh. Kemudia tanpa ragu ia masuk
ke agama yang dulu sangat dibencinya, yaitu islam. Ikrimah bin Abu Jahal
pun demikian, ia sangat takut Rasullullah akan menghukumnya atas
kejahatan yang dilakukannya ketika jahiliyah.
Ia melarikan
diri dan menyeberang ke negeri lain. Namun Rasulullah tidak menyuruh
untuk mengejar dan menangkapnya. Tetapi beliau memaafkan Ikrimah.
Sehingga terdengar kabar tersebut kepada Ikrimah, ia menjadi malu dan
sadar akah kesalahannya. Hatinya tersentuh. Ia pun kembali, dengan
insafnya diri. Kemudian menemui Rasulullah dan menerima islam.
Demikianlah sejatinya musuh, kadang bukan berarti selamanya musuh.
Adakalanya mereka akan berubah. Ianya hanya perkara waktu yang
tertangguh. Ianya hanya hal bagaimana menyerunya dengan hikmah. Ianya
juga hanya hal bagaimana upaya kita agar hatinya tersentuh. Sebagai
pendakwah jangan sampai kehadiran mereka membuat lemah. Karena dalam
jalan dakwah wujudnya mereka adalah fitrah. Agar jalan ini tidak mudah,
karena memang jalan ini berat dan susah. Hanya mereka yang mengharap
ridha Allah yang akan tabah.
Jadi kepada musuh-musuh dakwah.
Jangan dibenci, tetapi disyukuri. Karena itu membuat kita semakin
teruji. Semakin kokoh menapakkan kaki di jalan suci ini. Mereka tetap
perlu didekati, karena mereka perlukan simpati, bukan caci-maki. Mereka
perlukan uluran tangan bukan gertakan. Mereka perlukan pujian bukan
hinaan. Mereka perlukan do’a bukan kutukan. Mereka perlukan
kebijaksanaan bukan kekerasan.
Karena hidayah itu soal hati,
Allah saja yang menguasai hati, Allah juga yang membolak-balikkan hati.
Jika kita berdo’a kepada pemilik hati, untuk memberi hidayah kepada
insan-insan yang hatinya masih terkunci. Niscaya hal itu bagi Allah
sesuatu yang sangat mudah sekali. Cara yang demikianlah yang di
contohkan oleh baginda Nabi. Sebagai generasi penerus dakwah Nabi, sudah
selayaknya kita turut melakukan cara ini.
Kepada tingkah laku
musuh yang mencabar, kadang kita dituntut untuk bersabar. Dengan hati
teguh dan tegar. Tidak selamanya serangan balas harus dilontar. Karena
kadang malah tindakan demikian memberi efek kerugian dakwah yang besar.
Tetaplah kita mempunyai jiwa yang teguh, hubungan kepada Allah yang
utuh, ukhuwah kepada sesama yang selalu kuat dan tidak rapuh. Cinta
kepada Allah dan RasulNya harus sentiasa tumbuh, karena jika kita telah
mendapatkan cinta Allah, mudahlah kita untuk membuat hati musuh
tersentuh. Seperti hati Umar, Khalid dan Ikrimah.
Dakwah adalah
cinta, cinta menuntut segala-galanya, cinta pasti perlu pengorbanan
sebagai buktinya. Dari jiwa, harta, tenaga, waktu maupun yang lainnya.
Semuanya Allah akan membelinya, dengan harga yang begitu mahal tak
terkira, yaitu surga.
Hambari Nursalam
ISLAMEDIA, FB page
Tidak ada komentar:
Posting Komentar