Sri
Riwayati itulah nama lengkap dari seorang ibu cerdas beranak empat yang konon
katanya nama itu diberikan bapak karena kelahirannya penuh dengan riwayat.
Mulai dari ketika lahir tidak ada suara tangisan lalu kepalanya pernah nyangkut
di ranjang dan mungkin masih banyak lagi riwayat yang belum aku ketahui.
Sosok
perempuan tangguh yang satu ini banyak menginspirasi kehidupanku. Ia adalah
anak pertama dari sebelas bersaudara. Subhanalloh.. bagaimana tidak dikatakan
tangguh, saat masih kuliah ia harus
membantu orangtua mengurus kedelapan adiknya baik secara moril maupun materil,
misalnya saja dengan membantu mengerjakan pekerjaan rumah, mengajari
adik-adiknya pelajaran sekolah, mencari uang dengan memberi les / privat agar
ongkos kuliah tetap berjalan lancar. Dan hebatnya disisi lain ia pun tetap
menjaga ruhiyah dengan mengikuti berbagai macam pengajian, aktif di organisasi
serta berprestasi dalam akademiknya.
Pada
jenjang pendidikan SD hingga SPG (sederajat dengan SMA) ia juga berprestasi dengan selalu mendapat rangking tiga besar.
Ya…sangat membanggakan orangtua dan memberi imbas harum nama keluarga. Sehingga
adik-adiknyapun yang meneruskan sekolah di MTsN jika bilang anaknya Pak Umar
maka dibilang “oooooooh adiknya Sari Sri Riwayati, yang selalu rangking satu”
Huufffff berat rasanya beban ini…
Kak
Sari itu biasa kami memanggilnya dalam keluarga, merupakan seorang perempuan
yang patut ditiru karena kegigihannya menuntut ilmu hingga kuliah disaat
kedelapan adiknya juga butuh biaya pendidikan, ia tetap semangat dan optimis
bisa menyelesaikan kuliah. Dengan azzam yang kuat, dukungan orangtua serta
keridhoan Allah SWT membuat ia berhasil lewati masa-masa sulit tersebut.
Sumbangsihnya
terhadap diriku pun sangat besar, saat aku SD kak Sari sering memberi tambahan
jajan kepadaku jika memperoleh bayaran les/privat dari orang yang ia ajari. Sering
pula dikala malam ia mengajariku pelajaran sekolah, bahkan terkadang yang mengambil rapotku di
sekolah juga kak Sari.
Alhamdulillah
kini atas pernikahannya dengan k’Aryadih putra pertama dari 9 bersaudara mereka
dikarunia 4 orang anak yang semuanya unik menurut koe. Ujian dalam hidupnyapun
masih terus berlanjut mulai dari dilantiknya ia menjadi PNS dan harus
meninggalkan putra pertamanya untuk mengikuti pelatihan, yang saat itu putranya
baru berusia 1 bulan dan harus ditinggal
selama 10 hari. Alhamdulillah orang-orang disekelilingnya sangat baik
terhadapnya, hingga banyak bala bantuan saat ia tengah membutuhkan. Mungkin
banyak lagi kisah ujian hidup beliau yang aku tidak dapat jabarkan disini. Rasa sigap dalam membantu keluarga terlebih lagi memiliki
dua keluarga besar merupakan acungan jempol yang luar biasa yang dapat aku
apresiasikan untuknya. Membantu adik-adiknya yang mau kuliah, yang mau nikah
serta totalitas yang diberikan ketika merawat almarhum bapak Umar Saili ketika
sakit. Subhanallah semoga Allah memberi keberkahan dalam setiap rezeki yang
dimilikinya. Hal itupun Allah buktikan
dari kemudahan dan rezeki yang Allah berikan seperti terpilih menjadi PNS
digelombang awal, dapat melanjutkan kuliah S1 ditengah kesibukannya mengurus
tiga anak pada saat itu, diberi kemudahan dalam sertifikasi, dapat membiayai
anak-anaknya sekolah bahkan anak sulungnya masuk ke sekolah favorit / unggulan.
Dengan
mendampingi suami yang sholeh mereka mengarungi bahtera hidup dengan sabar,
ikhlas dalam kebersahajaan dan kesederhanaan. Meskipun gali lobang tutup lobang
dilakukannya tapi selalu ada jalan untuk mengakhiri setiap permasalahan yang
mereka hadapi.
Kedekatan
kak Sari dengan Mama’ khususnya mebuat aku iri, karena sangat sulit bagiku
untuk bisa dekat dengan mama’. Dan aku sadar kedekatan yang tercipta antara
mama’ dengan kak sari bukanlah hubungan yang terbina dengan instant melainkan
telah terbina sekian lama sehingga mama’ pun merasa nyaman untuk berbagi cerita
dengan kak sari. Ia pun selalu membina tali silaturrahiim walaupun via sms dan
sekedar menanyakan kabar adik-adiknya. Subhanallah..satu hal lagi yang patut
untuk ditiru dari kemuliaan seorang anak sulung yang hidupnya penuh dengan
riwayat.
Sepenggal
firman Allah dalam QS. Al Baqarah ayat 83 ; ”…berbuat
baiklah kepada ibu bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang
miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat
dan tunaikanlah zakat…”
Dari firman Allah tersebut
diatas ternyata yang dilakukan kak Sari dengan sering membantu keluarga ataupun
berbuat baik terhadap kedua orangtua memang diperintahkan Allah secara tegas.
Sehingga balasan yang Allah berikan kepadanya sesuai dengan yang apa yang
dilakukannya.
Doa untuk Kak
Sari yang menginspirasi hidupku:
Ya Allah.. Lindungilah
keluarganya, sehatkanlah raganya dan angkatlah penyakit dalam dirinya.
Berikanlah rezeki yang halal,
banyak dan berkah
Karuniakanlah anak-anak yang
sholeh dan sholehah sebagai bekal di akhirat kelak
Permudahkanlah segala urusan
dan niat baiknya
Dan terus berilah kesabaran
dan keikhlasan untuknya..
Robbana atina fiddunya
hasanah wafil akhioroti khasanah waqina ‘adzabannar..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar