Mesin Pencari

Minggu, 25 Desember 2011

Kenangan bersama Bapak tercinta

Bismillah...Dengan nama Allah yang berhak menghidupkan atau mematikan sesuatu..
Sudah dua hari kami ditinggalkan alm.ayahanda tercinta Bpk Umar Saili, sedih, duka terus meliputi pikiran dan perasaan ini. Subhanallah...hanya kesan positif yang ditinggalkan alm.... ya...bisa dibilang tidak ada kesan negatif yang melekat dalam pikiran ini.

Sosok laki2 yang luar biasa dan figur ayah yang keren.. ya itulah bapak kami, bpk UMAR SAILI.
yang mengabdikan dirinya sebagai guru, guru untuk istrinya, keluarga bahkan ribuan anak didiknya yang tersebar kepelosok bumi Allah..smoga amanah sebagai pendidik dari Allah menjadai ladang amal terbesar yang dapat menghantarkan almarhum menuju surga-Nya. Amiiin ya robbal'alamiin..

Ada beberapa kenangan yang sangat terkesan bagiku mengenai sosok almarhum yakni sebagai motivator untuk seorang izzah kecil yang pemalu. Dulu waktu aku kecil aku sering dibilang PEMALU oleh banyak orang ataupun saudara-saudaraku. Judges demikian membuat aku benar2 menjadi anak yang pemalu dan takut melakukan sesuatu hal. Apalagi kalau harus bertemu orang atau tampil dihadapan banyak orang. Waaah aku pastinya mengumpat dibelakang badan bapak atau mama, atau aku akan tertunduk dalam-dalam...hehehe jadi lucu kalo teringat akan hal tersebut.

Walau demikian aku sebenarnya berani "tapi ama bapak".  Saat itu bapak sangat mendukung kemampuan yang ada pada diri ini padahal hal itu mungkin bagi orang lain biasa aja dan mungkin juga nyebelin, aku Nur Azizah walaupun pemalu tapi "banyak tanya" kritis kata bapak... Aku bertanya ini bertanya itu bertanya banyak hal yang aneh-aneh..mungkin aku nggabisa nyebutin satu persatu...ya misalkan aja aku bertanya tentang Tuhan  bertanya tenatang pemerintahan, dll pokoknya kalo ada sesuatu dibenakku langsung aja aku tanyakan pada bapak, karna aku yakin bapak pasti menanggapi positif dan mau menjawab jika ia bisa jawab. Dan subhanallah jika ia kewalahan dengan pertanyaan2ku dan tidak punya jawaban untuk pertanyaan2 tsb yang kulontarkan ia mengalihkan dengan memujiku ; "anak bapak ini memang anak yang hebat, pintar dan kritis, insyaAllah ini adalah calon wartawan.."(sambil tersenyum bangga dan menyentuh rambutku).

Motivasi dan pujian itulah yang membuat aku yakin bahwa aku BISA dan aku berani untuk tampil dan maju didepan banyak orang. Jiwa leadership itu muncul sedikit demi sedikit, sehingga alhamdulillah aku bisa memimpin diriku, memimpin teman2, memimpin oranglain juga memimpin murid-muridku tercinta...

Walaupun tidak menjadi wartawan tapi pujian itu bisa mendobrak diriku menjadi jiwa yang pemberani dan kritis akan sesuatu hal...

Trimakasih bapak...itu baru salahsatu seklumit kisah atau kenanganku bersama bapak. Masih ada lagi kisah lainnya....yang insyaallah akan kutuliska dilain waktu.
Trimakasih BAPAK....Doaku agar engkau ditempatkan disurganya Allah... Amiin..







Tidak ada komentar:

Posting Komentar